Berbicara di depan umum sebenarnya bukanlah hal yang sulit, namun juga bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Itu semua tergantung pada faktor kesiapan kita selaku pembicara. Kesiapan mental atau psikologis dan penguasaan materi yang akan disampaikan sangat berpengaruh terhadap baik buruknya proses pelaksanaan berbicara di samping persiapan yang lain.
Pada dasarnya tujuan seseorang berbicara adalah untuk menyampaikan pesan, informasi, maupun gagasan kepada orang lain sebagai pendengar atau lawan bicara. Salah satu sarana yang diperlukan tentu saja bahasa. Sebagai seorang pembicara, kita harus pandai-pandai menggunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi. Hal itu disebabkan, dalam proses komunikasi bahasa yang baik belum tentu benar dan bahasa yang benar belum pasti baik.
Bagi orang yang belum pernah berbicara di depan umum tentu akan mengalami nervous bila mendapatkan tugas melakukan itu. Di dalam pikirannya akan terbayang segala hal yang menyulitkan, seperti cemoohan, sikap acuh tak acuh, maupun suasana ramai dari pendengar. Begitu pula yang terjadi pada calon guru yang akan melakukan tugas mengajar pertama kalinya pada saat praktik lapangan. Hal ini pernah penulis saksikan sendiri. Suatu ketika penulis melakukan observasi terhadap salah seorang teman yang sedang praktik mengajar. Teman tersebut terlihat kurang lancar dalam menyampaikan materi pelajaran dan tidak mampu menguasai keadaan kelas yang gaduh. Ia terkesan salah tingkah, sementara para siswa yang diberi materi pelajaran asyik dengan kesibukannya sendiri yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar. Begitu pula yang terjadi ketika untuk pertama kalinya penulis mendapat tugas memimpin jalannya diskusi. Setelah penulis mengoreksi diri, ternyata salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya persiapan.