Dalam kegiatan komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis, sering kita jumpai penggunaan kata-kata serapan dari bahasa asing. Sebagaimana yang kita ketahui, bahasa Indonesia memiliki perbendaharaan kata yang demikian banyak. Namun demikian, tidak semua kata-kata tersebut merupakan kata-kata asli bahasa Indonesia, sebagian di antaranya merupakan hasil serapan dari bahasa asing. Kata-kata itu setelah mengalami proses penyerapan ke dalam bahasa Indonesia, akhirnya berperan memperkaya khasanah perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia. Begitu beragamnya kosa kata yang kita gunakan dalam berkomunikasi, terkadang membuat kita tidak menyadari bahwa kata-kata tersebut ada yang bukan asli bahasa Indonesia.
Beberapa bahasa asing yang telah ikut memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia, di antaranya bahasa Inggris, Jerman, Belanda, Prancis, dan Arab. Kata-kata serapan itu masuk ke dalam bahasa Indonesia melalui empat cara yang lazim ditempuh, yaitu adopsi, adaptasi, penerjemahan, dan kreasi.
1. Cara adopsi digunakan pada kata-kata yang tidak ada istilah Indonesianya atau kata-kata terjemahan dalam bahasa Indonesia dirasa kurang praktis. Dengan demikian, kata-kata asing atau daerah tersebut diambil secara utuh, baik ejaan, lafal pengucapan, maupun maknanya. Kata supermarket, plaza, mall, hotdog merupakan contoh cara penyerapan adopsi.
2. Cara adaptasi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing yang diserap dan ejaan atau cara penulisannya disesuaikan ejaan bahasa Indonesia. Kata-kata seperti pluralisasi, akseptabilitas, maksimal, dan kado merupakan contoh kata serapan adaptasi. Kata-kata tersebut mengalami perubahan ejaan dari bahasa asalnya (pluralization dan acceptability dari bahasa Inggris, maximaal dari bahasa Belanda, serta cadeu dari bahasa Prancis). Pedoman pengadaptasiannya adalah Pedoman Penulisan Istilah dan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang dikeluarkan oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
3. Cara Penerjemahan terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam kata bahasa asing kemudian mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Kata-kata seperti tumpang-tindih, percepatan, proyek rintisan, dan uji coba adalah kata-kata yang lahir karena proses penerjemahan dari bahasa Inggris overlap, acceleration, pilot project, dan try out. Penerjemahan istilah asing memiliki beberapa keuntungan. Selain memperkaya kosakata bahasa Indonesia dengan sinonim, istilah hasil terjemahan juga meningkatkan daya ungkap bahasa Indonesia.
Dalam pembentukan istilah melalui penerjemahan perlu diperhatikan pedoman berikut:
a. Penerjemahan tidak harus berasas satu kata diterjemahkan satu kata, misalnya psychologist (ahli psikologi), medical practitioner (dokter).
b. Istilah asing dalam bentuk positif diterjemahkan ke dalam istilah Indonesia bentuk positif, sedangkan istilah dalam bentuk negatif diterjemahkan ke dalam istilah Indonesia bentuk negatif pula, misalnya inorganic (takorganik), ound form (bentuk terikat).
c. Kelas kata istilah asing dalam penerjemahan sedapat-dapatnya dipertahankan pada istilah terjemahannya, misalnya merger (nomina) → gabung usaha, transparent (adjektiva) → bening.
d. Dalam penerjemahan istilah asing dengan bentuk plural, pemarkah kejamakannya ditinggalkan pada istilah Indonesia, misalnya master of ceremonies (pengatur acara),charge d’affaires (kuasa usaha).
4. Cara kreasi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya kemudian mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Meskipun sekilas mirip perjemahan, cara terakhir ini memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut fisik yang mirip seperti pada penerjemahan. Kata yang dalam bahasa aslinya ditulis dua atau tiga kata, dalam bahasa Indonesianya boleh hanya satu kata saja atau sebaliknya, misalnya effective → berhasil guna, shuttle → ulang alik, spare parts → suku cadang.
Semoga bermanfaat…!
(Disusun dari berbagai sumber)